Siapa yang tidak mengagumi karya-karya dari Sapto Djojokartiko? Ia mengawali perjalanan hidupnya sebagai seseorang yang sederhana dari Jawa Tengah dengan mimpi yang besar, kini desain-desainnya telah memikat hati banyak orang, terutama para klien selebritinya.
Sebagai salah satu desainer terkemuka di Indonesia dan alumni ESMOD Jakarta, Sapto Djojokartiko berbagi cerita tentang pengalaman, tantangan, dan pembelajaran yang ia dapatkan selama menempuh pendidikan di ESMOD Jakarta.
"Saat awal belajar fashion, saya berpikir bahwa sketsa yang bagus sudah cukup untuk menjadi seorang desainer," ungkap Sapto. Namun, pada kenyataannya ternyata menjadi desainer memerlukan lebih dari sekadar kemampuan menggambar. Di ESMOD Jakarta, Sapto belajar bagaimana mengembangkan ide menjadi desain yang dapat diterapkan dalam bentuk koleksi busana. "Saya banyak belajar tentang bagaimana mengembangkan sebuah ide dan mengubahnya menjadi koleksi yang nyata," tambahnya.
Saat ini, Sapto sedang mempersiapkan koleksi Fall/Winter 2024 dan Spring/Summer 2025. Proses pengembangan koleksi ini melibatkan riset mendalam dan kolaborasi dengan timnya. "Kami sedang mengembangkan tema, melakukan riset, dan mencari inspirasi untuk motif-motif baru," jelas Sapto. Sebagai brand yang sering mengangkat budaya Indonesia, mereka banyak menggunakan embroidery dan motif-motif khas yang diolah menjadi lebih modern dan kontemporer pada koleksinya selama ini.
Menurut Sapto, salah satu kunci kesuksesan adalah konsistensi. "Di awal, kita harus konsisten dengan apa yang kita suka," ujarnya. Namun, konsistensi saja tidak cukup. Inovasi juga penting untuk memperkenalkan sesuatu yang baru dalam setiap koleksi. "Setelah konsisten, kita perlu melakukan inovasi untuk memastikan setiap koleksi memiliki ciri khas dan tetap menarik bagi konsumen."
Sapto lulus dari ESMOD Jakarta pada tahun 1999. Ia juga menceritakan bahwa pada masa itu, informasi tentang pendidikan fashion sangat terbatas, terutama bagi mereka yang tinggal di luar Jakarta. Sapto menemukan ESMOD Jakarta melalui majalah dan mendapatkan beasiswa untuk belajar di sana. "Di ESMOD, saya belajar cara berpikir yang lebih terstruktur. Saya belajar bahwa menjadi desainer tidak hanya soal menggambar, tetapi juga tentang mengembangkan ide menjadi koleksi yang nyata," kenangnya.
Salah satu tantangan yang dihadapi Sapto saat belajar di ESMOD Jakarta adalah pattern making. Awalnya, ia menganggap pelajaran ini tidak terlalu penting dan cukup rumit. Namun, setelahnya Sapto menyadari pentingnya pattern making dan berusaha keras untuk menguasainya. "Pattern making adalah dasar yang sangat penting. Sebagus apapun desain kita, tanpa teknik yang benar, akan sulit untuk mewujudkannya," tegasnya.
Sapto percaya bahwa tantangan adalah bagian penting dari proses belajar dan berkembang. "Tantangan membuat kita lebih baik. Ketika kita merasa terlalu nyaman, itu tanda bahwa kita perlu mencari tantangan baru," katanya. Di ESMOD Jakarta, ia terbiasa dengan tekanan dan beban tugas yang tinggi, yang menurutnya sangat bermanfaat dalam mempersiapkannya menghadapi dunia kerja yang penuh tekanan.
Sapto menekankan pentingnya komitmen dan konsistensi bagi para mahasiswa fashion. "Sekolah fashion memerlukan komitmen. Kita harus konsisten dan terus berinovasi," sarannya. Ia juga mendorong para generasi muda untuk melakukan riset sebanyak mungkin dan membandingkan berbagai sekolah fashion untuk menemukan yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sapto Djojokartiko adalah bukti nyata bahwa dengan dedikasi, kerja keras, dan pendidikan yang tepat, mimpi untuk menjadi desainer fashion bisa diwujudkan. ESMOD Jakarta sangat bangga dan kagum terhadap segala pencapaian yang telah Sapto Djojokartiko raih hingga saat ini. ESMOD Jakarta juga terus berkomitmen untuk dapat selalu memberikan landasan yang kuat untuk mengembangkan ide dan kreativitas menjadi karya yang diakui di panggung fashion internasional.
